https://github.com/mzaini30/membuat-template-blogspot/blob/master/meta.xml Cerita Sae: 2023

Kamis, 05 Oktober 2023

Syaipul Bahri dan Musik Rongsokannya Menjerumuskan Geng Motor Menuju Kebaikan dan Pemberdayaan

dok.Syaipul Bahri dengan olah disain di Canva oleh Sae


 

Malam semakin larut. Waktu pun telah menunjukkan pergantian hari. Pukul 00.05 WIB saat kuselesai menuntaskan persiapan pembelajaran esok hari. Saat akan memejamkan mata kuterganggu dengan bunyi suara motor yang semakin nyaring. Para geng motor ternyata sedang memulai untuk berbalapan. Mataku pun sulit untuk terlelap.

Rumahku yang hanya berjarak 20 meter dari jalan utama memang sangat mudah terkontaminasi dengan suara jalan raya. Ditambah lagi para anggota geng motor yang sudah bersiap untuk melakukan balapan. Namun, tiba-tiba ada suara lantang tepat di depan rumahku berbunyi, ‘ada polisi, ada polisi lari..’. Tak berapa lama suasana pun hening. Geng motor pun sudah berlarian entah kemana. Akhirnya aku bisa memejamkan mata dengan nyaman.

Waktu subuh pun tiba. Suara adzan subuh membangunkanku. Perlahan kubergegas menuju ke masjid. Shalat subuh pun bisa tertunaikan dengan syahdu. Dan bersiap untuk segera berangkat ke sekolah, bertemu dengan murid. Berangkat sekolah dan tiba di sekolah pukul 06.55, sesaat terngiang bagiku memikirkan para geng motor yang sempat menggangu waktu tidurku semalam.

Geng motor memang menjadi sebuah sebab dan salah satu contoh kenakalan remaja. Fenomena yang berkembang yaitu brutalnya geng motor dan tindakan kriminal lainnya. Ada sebuah pemikiran untuk pemberdayaan mereka ke arah kebaikan.

Mencari sebuah informasi pemberdayaan geng motor pada peramban google, ternyata ada informasi yang menarik pemberdayaan mereka melalui alat musik. Kubaca perlahan-lahan informasi tersebut akhirnya kudapati sebuah informasi menarik tentang geng motor dan alat musik rongsokan.

 

dok. Syaipul Bahri

Syaipul Bahri, nama yang mirip denganku. Panggilan Namanya pun hampir mirip denganku di masa kecil, yaitu Ipul. Kalau sekarang panggilanku Sae yaa.. Syaipul Bahri ini ternyata juga seorang guru sepertiku. Namun dirinya bisa memberdayakan masyarakat dengan lebih baik, khususnya anak geng motor. Berkat kegigihannya Ipul bisa mendapatkan penghargaan dari Astra tentang pemberdayaan masyarakat yaitu geng motor dengan alat musik sederhana yaitu alat musik yang berasal dari bahan rongsokan.

Kuceritakan hal ini agar bisa menginspirasi diriku dan juga orang lain melalui tulisanku ini. Bisa kulanjutkan yaa… Ipul ini memanglah bukan seorang musisi terkenal. Meskipun dirinya bisa memainkan alat music seperti biola, bebane, djembe, tambor, darbuka, marwas dan sebagainya. Ipul memang hanya giat berlatih bersama rekan-rekannya di beberapa sanggar seni di Kundur. Bahkan Ipul ini juga tidak pernah mengenyam pendidikan musik ataupun seni dengan professional. Ipul pernah ingin melanjutkan kuliah selepas tamat SMA ke ISI (Institut Seni Indonesia) yang berada di Solo. Namun, urung dilanjutkan. Hal tersebut ternyata karena kondisi ekonomi keluarganya yang tidak berada. Ipul pun bekerja sebagai honorer di SDN 005 Tanjungbatu sebagai staf tata usaha (TU), dan melanjutkan kuliah di Sendratasik Pekanbaru. Namun, jiwa untuk berkesenian pada dirinya terus bertumbuh dengan dirinya ikut serta pada sebuah sanggar dengan menggiatkan seni melayu. Ipul pun turut mendirikan sebuah sanggar seni dan tari dan music Bernama Celutak Rhythm and Dance Studio Tanjungbatu.

Awalnya, Ipul memang tidak (belum) berniat merubah sikap kebaikan bagi anak-anak geng motor. Apalagi sampai memberdayakan anak-anak geng motor dari generasi milenial tersebut. Saat sepulang dari sanggar, tiba-tiba Ipul diberhentikan oleh Ketua RW lingkungan rumahnya. Pak RW pun banyak bercerita kepada Ipul. Pak RW merasakan keresahan masyarakat dengan tindakan brutal dari geng motor. Pak RW pun bercerita tentang banyaknya anak-anak kampungnya yang bergabung ke geng motor. “Pak RW berkata kepada saya : Pul, kamu kan aktif kegiatan di luar khususnya sanggar, coba bawa-anak kampung kita ikut sanggar, daripada harus ikut geng motor yang meresahkan masyarakat,” ungkap Syaipul menirukan perkataan RW kepadanya, dalam sebuah percakapan di zoom pada Rabu, 3 Agustus 2023.  

Ipul merasakan sebuah ajakan dan harapan Pak RW pada tahun 2015 silam langsung menghunjam hatinya. Ia langsung merasa ada panggilan jiwa untuk membantu menjerumuskan anak-anak muda yang notabene geng motor untuk bisa melakukan kegiatan yang positif. Namun, Ipul juga merasakan sedikit kegundahan terkait kemampuan dirinya untuk mengelola dan memberdayakan orang lain. Terlebih yang akan diajak untuk ke arah positif dan kebaikan yaitu generasi muda. Ipul juga bergumam dalam hatinya dengan sedikit kepasrahan, ‘anak-anak geng motor pastinya tidak akan tertarik dengan sanggar, mereka pasti akan lebih menyukai musik modern.’

Kegundahan bercampur kepasrahan dan ketidakyakinan Ipul hanyalah sebentar. Ipul kembali berpikir. Tak lama kemudian, Ipul yang saat itu menjadi guru honor mendapatkan ide dan mengutarakan idenya tersebut kepada Pak RW. “Saya punya ide membuat grup musik saja untuk anak-anak kampung kita, Pak,” terang Ipul kepada Pak RW, dan langsung disetujui oleh Pak RW. “Bagaiman kalau grup musik tersebut menggunakan barang rongsokan dan menggunakan beberapa alat music yang saya punya seperti Biola dan Djembe, ya Pak?” Ipul meyakinkan Pak RW untuk bisa bergerak mendukung gerakan menjerumuskan anak-anak kampungnya (yang sudah banyak bergabung ke geng motor) untuk gabung ke grup musik yang bisa lebih baik aktivitasnya.

Dengan semangat dukungan dari pak RW pula akhirnya, Ipul kembali berpikir untuk bisa menambah alat musik lainnya dari barang rongsokan yang bisa dijadikan alat musik yang harmonis. Ipul pun meminta izin kepada Pak RW untuk membuat alat musik perkusi dengan meminjamkan drum yang dipergunakan untuk memandikan jenazah milik persatuan jenazah Kampung Sari Poyo. “Pak RW turut membantu meminjamkan drum, dan juga membantu mencarikan 10 biji ember cat dan gallon, sedangkan saya mencari bamboo dan beberapa besi,” ungkap Ipul kepada Pak RW.

Kisah Ipul pun dilanjutkan dengan aktivitasnya mengumpulkan para anak-anak muda kampung yang anggota geng motor. Ipul menjanjikan kepada mereka untuk membuat grup musik perkusi yang menarik, penampilan memukau, dan membakar semangat. Anak-anak muda yang berjumlah belasan itu pun akhirnya turut bergabung. Dengan membantu beberapa alat yang juga mulai dikumpulkan. “Mereka juga turut membantu dengan menyiapkan drum plastik yang untuk memandikan jenazah, hingga kepada mencari ember cat bekas, dan sisanya stik dari potongan plastic dan besi-besi bekas.” Untuk menambah harmonisasi musik semakin merdu dan membakar semangat, Ipul juga turut mengajarkan dasar-dasar bermusik, dan juga menambah alunan musik dari gesekan biola.

Kegiatan menjerumuskan seseorang kepada kebaikan tentu lebih sulit dibandingkan menjerumuskan kepada keburukan (kejahatan). Namun, Ipul sendiri menceritakan kepada media di zoom bahwa niatnya pasti akan ada pro dan kontra. Terbukti pula, perkataan Ipul dengan menceritakannya kembali bahwa kontranya memang lebih banyak. Namun usaha diiringi dengan doa berbuah manis ketika geng motor mulai ada yang bergabung. Ipul pun mulai berusaha mengubah mindset masyarakat bahwa yang dilakukan dengan alat musik dari barang rongsokan hasilnya pun bisa bagus dan layak didengarkan dengan begitu harmonis. “Intinya saya tidak terlalu menghiraukan itu, karena tujuan saya ingin membantu anak-anak muda di kampung yang tadinya memiliki image jelek atau negative di masyarakat dapat berubah menjadi positif.”

Syaipul Bahri dan Grup Perkusi Poyo Harmony bersama mantan Gubernur Kepri Nurdin Basirun (dok.Syaipul Bahri)

Perlahan dan pasti. Akhirnya grup musik dari anak geng motor yang mulai terjerumus kepada grup musik yang didirikan Ipul pun membuahkan hasil. Penampilan perdana grup musik yang dibuat Ipul pun tampil pada acara Sumpah Pemuda. “Saat penampilan perdana tersebut, anggotanya baru berjumlah 15 orang dan lagu yang dibawakan yaitu semuanya lagu nasional, tanggapan masyarakat pun cukup luar biasa.” Dengan penampilan perdana tersebut justru banyak mengubah mindset masyarakat. Terlebih anak-anak muda yang tadinya gabung ke geng motor mulai berkurang dan bahkan menghilang. Anak-anak kampung yang gabung di geng motor pun terjerumus kepada kebaikan dengan gabung kepada grup musik yang didirikan Ipul.         

Penampilan grup musik berikutnya pada sebuah acara MTQ. Ternyata itu menjadi sebuah momen pencerahan kepada grup musik yang didirikan Ipul. “Saat itu, ada Danlanal yang datang, dan menyambut baik dan tertarik dengan penampilan grup musik, hingga MoU pun terjalin untuk mengisi acara-acara dari Danlanal.” Ipul pun mengisahkan bahwa kejadian penandatanganan tersebut terjadi pada 2016 akhir. Hingga kini pun masih berlanjut penampilan grup musik Poyo Harmony pada acara-acara Danlanal tersebut. “Meskipun saya sudah pindah mengajar ke SDN 14 Bandul Kecamatan Tasik Putri Putih Kabupaten Meranti, Riau karena lulus CPNS pada tahun 2018, tapi penampilan mereka (grup musik yang diberi nama Poyo Harmony oleh Ipul) masih berlanjut hingga kini.”

Dari grup musik Poyo harmony yang awalnya sedikit lalu ada perekrutan pada tahun 2018. Ipul mengisahkan bahwa pada perekrutan awal di tahun 2018 ada hampir 200 orang. Ipul Kembali membeberkan bahwa saat ini hanya 50 orang saja yang aktif karena sudah banyak yang pergi kuliah ke luar kampung. Dari grup musik yang didirikan Ipul sendiri tidak mendapatkan income karena memang niatnya kepada menjadikan anak-anak kampung bisa lebih bermanfaat dan melakukan aktivitas positif di masa mendatang. Ipul akhirnya menerima penghargaan SATU Indonesia Award 2021 tingkat Provinsi dengan tema : “Penyelamat generasi Milenial Lewat Musik Rongsokan”.

 

Penampilan Poyo Harmony membawakan lagu barat 'Despacito' (dok. Khairul Kuzo)

Kisah Ipul, seorang pemuda yang terlahir pada 30 Juli 1991, begitu mencerahkan bagiku. Dan berharap juga menjadi inspirasi dan motivasi untuk para pembaca. Berawal dari situasi anak-anak muda geng motor yang meresahkan masyarakat, lalu ada niat dan semangat Ipul untuk menjerumuskannya kepada kebaikan. Akhirnya, kebahagiaan anak muda Indonesia tersebut di masa mendatang pun begitu mencerahkan.